HEADLINE
Muksalmina Ketua DPD APDESI Aceh
Aceh-Mediaindonesianews.com: Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Provinsi Aceh mengutuk keras atas tindak kekerasan yang dilakukan sejumlah oknum massa kepada Mustahuddin (37) selaku Geuchik Gampoeng (Kepala Desa) Babah Lueng Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara, hingga mengalami luka serius muntah darah dan luka memar di sekujur badan akibat dilempar pakai batu, Senin (02/01)
Mustahuddin mengaku bahwa kelompok pelaku tersebut merasa tidak diberi jatah proyek anggaran dana desa, sehingga membuat keonaran dalam pembangunan Gampong, bahkan sehari sebelumnya Minggu (01/01) pelaku juga telah memukul pekerja yang melaksanakan pembangunan proyek pengerasan jalan di Gampongnya.
Terkait aksi pengeroyokan tersebut, Muksalmina, Ketua DPD APDESI Aceh mengutuk upaya-upaya premanisme yang seharusnya sudah tidak terjadi lagi di Aceh, mengingat saat ini kondisi Aceh yang sudah kondusif dan aman. (baca Diduga Tidak Diberi Proyek Dana Desa Oknum Massa Kroyok Kepala Desa)
“kita berharap proses-proses pembangunan Aceh khususnya di Gampong (desa) dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan dan gangguan dari pihak manapun, namun bila kejadian seperti ini terus terjadi, maka pantas saja akan menghambat pembangunan dan ekonomi sehingga akan berdampak kepada enggannya para pihak yang ingin berinvestasi di Aceh.” Katanya.
Menurut Muksalmina, kasus pemukukan seperti ini sudah sering terjadi di Aceh, sejak era pandemi Covid-19 namun belum ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum terhadap para pelaku.
“kami meminta kepada pihak kepolisian Kota Lhokseumawe untuk menangkap pelaku pemukulan ini serta memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.” Ujarnya.
Selain itu Ketua DPD APDESI Aceh juga meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah Aceh untuk memastikan jaminan keamanan dan perlindungan hukum kepada para Geuchik (Kepala Desa) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan dan kewenangan Gampong (desa).
“hal ini menjadi sangat penting bila tidak maka pantaslah selama ini Geuchik di Aceh banyak yang masih ragu-ragu dalam menegakkan beberapa hal substansi yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan yang menyangkut pembangunan dan kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan, seperti keberanian bersikap dan bertindak dalam pendataan dan pencegahan Narkoba, karena memang sangat riskan bagi keselamatan pribadi Geuchik dan keluarganya.” Pungkasnya (salmin)