OLAH RAGA
Jakarta - Iqbal Candra Pratama, mempersembahkan emas keenam dari cabang pencak silat sekaligus emas ke-18 bagi kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Iqbal menyabet emas setelah memenangkan partai final atas Nguyen Ngoc Toan dari Vietnam 4-1 di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (27/8).
Iqbal sukses membuktikan dirinya sebagai yang terbaik dengan menjadi juara kelas D putra 60-65 kg. Pesilat berusia 22 tahun itu memang tampil dominan. Dia berhasil mengalahkan lawan yang usianya lebih tua lima tahun darinya. Mengandalkan serangan bawah, dia berhasil mengumpulkan angka demi angka.
Beberapa saat sebelumnya Indonesia juga meraih emas dari pencak silat ketika Komang Harik Adi Putra menumbangkan pesilat andalan Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari, 4-1, di kelas E putra 65 kg-70kg.
Sejak babak pertama dimulai, Komang berhasil menguasai jalannya pertandingan. Bahkan, Komang berhasil dua kali membanting Mohd hingga terjatuh. Menjatuhkan lawan merupakan poin tertinggi dalam pertandingan pencak silat, yakni tiga poin. Di babak ini, Komang unggul dengan perolehan poin 10-1,10-2,10-2,8-3, dan 12-4.
Di babak kedua, pesilat Malaysia berusaha bangkit dan melakukan serangan-serangan kepada Komang. Serangan yang dilancarkan pun berhasil mengenai tubuh Komang.
Poin yang diperoleh Mohd Al Jufferi lebih tinggi dibandingkan Komang, yakni 17-9,8-4,12-6,12-5, dan 12-8. Pesilat Malaysia unggul di babak kedua.
Di babak ketiga, kedua pesilat saling serang. Pukulan, tendangan terus dilancarkan agar memperoleh poin. Al Jufferi pun sempat unggul, namun Komang berhasil membalikkan keadaan.
Dua detik lagi laga usai, tepatnya 01:58, Al Jufferi mundur dari pertandingan karena menganggap wasit juri tidak adil dalam memberikan penilaian.
Di belakang arena, tepatnya ruang pemanasan untuk atlet Al Jufferi sempat meluapkan emosinya dengan memukul bangunan yang terbuat dari triplek hingga jebol. Dia terlihat emosi dan marah-marah hingga sempat ditenangkan oleh pelatihnya.
Al Jufferi mengaku dirinya meluapkan kemarahannya itu lantaran tidak menerima poin yang diberikan oleh wasit juri.
"Saya tidak marah dengan pesilatnya atau pendukungnya, tapi saya marah dengan wasit karena tidak memberikan nilai dengan adil," kata Al Jufferi yang menyayangkan keputusan wasit tersebut.