KABAR DAERAH
Demo orang tua siswa di timika
Timika-Mediaindonesianews.com: Sejumlah orang tua melakukan aksi demo didepan pintu masuk SMAN 1 Mimika di jalan Yos Sudarso atas Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Mimika yang diduga tidak sesuai dengan aturan, Selasa (9/7).
Dalam aksi demo tersebut, para orang tua menyampaikan tuntutannya ke pihak sekolah, diantaranya ketidakadilan bagi anak-anak yang tidak mampu, dan meminta pihak Pemkab Mimika membentuk tim dan turun untuk melihat langsung hasil PPDB di SMAN 1 Mimika.
Max Weluken Pemerhati pendidikan Kabupaten Mimika dalam keterangannya mengatakan bahwa aksi demo yang dilakukan para orangtua adalah sebagai bentuk protes atas tidak diterima anaknya saat PPDB di SMAN 1 Mimika.
“Jadi kita melakukan demo ini karena ada mama-mama kurang mampu ini datang ke saya untuk minta bantu. Anak-anak mereka ini lulusan dari SMPN 7 dan mereka tinggal di area yang dekat dengan SMAN 1 jadi mereka daftar, tapi ternyata mereka tidak diterima dengan alasan mereka nanti ditampung di SMAN 7,” katanya.
Menurut Max, jika berpatokan pada Keputusan Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 47/M/2023 tentang pelaksanaan Permendikbud Nomor 1 tahun 2021 Tentang PPDB pada TK, SD, SMP,SMA/SMK, yang mana seleksi jalur zonasi calon peserta didik baru memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat kesekolah.
“Setelah ditunggu hasil dari SMAN 1, dan kebetulan didalam pendaftaran itu mereka diminta untuk daftar ulang di SD Negeri Koperapoka dan dipindahkan lagi SMPN 2. Terus kalau berbicara tentang zonasi itu anak-anak yang tinggal di sekitar bahkan berdekatan dengan SMAN 1, tapi kenapa mereka tidak diterima,” ungkapnya.
Lebih lanjut Max juga mempertanyakan apakah SMAN 1 hanya menampung anak-anak pejabat serta alamat sekolah SMAN 7 yang belum jelas.
“Yang menjadi pertanyaan, apakah SMAN 1 itu hanya menampung anak-anak pejabat dan orang berduit, atau mereka betul-betul mau menjalankan aturan dan membangun pendidikan di Mimika, terus setelah dicek SMAN 7 tidak ada” kata Max.
Max juga menjelaskan bahwa, para orang tua berharap anak-anaknya bisa bersekolah di dekat tempat tinggal mereka sehingga tidak mengeluarkan biaya transportasi, mengingat anak-anak yang tidak diterima merupakan anak kurang mampu dari sisi finansial.
“Saya yakin bukan hanya 5 orang tua yang anaknya tidak diterima, tetapi ada banyak cuma mereka tidak tahu mau menyampaikan kepada siapa, untuk itu Kadis Pendidikan, Sekda Mimika dan Bupati Mimika harus turun tangan. Kalau tidak saya akan buat laporan polisi,” pungkasnya. ***