HEADLINE
IWPG Adakan Pertemuan International Women's Peace Group 2022
Seoul-Mediaindonesianews.com: International Women's Peace Group (IWPG) mengadakan “Pertemuan International Women's Peace Group 2022” secara daring pada tanggal 19 September 2022. Pertemuan yang mengangkat tema “Kerjasama Perempuan untuk Implementasi Perdamaian Berkelanjutan” tersebut dipersiapkan sebagai wadah untuk berbagi capaian kegiatan perdamaian dengan perempuan di seluruh dunia dan untuk menyajikan cetak biru pelembagaan perdamaian.
Ketua IWPG Hyun Sook Yoon menjelaskan bahwa, karena konflik yang dihadapi dunia saat ini, suara-suara untuk pembentukan hukum internasional baru semakin meningkat.
“IWPG bersama 105 cabang di 132 negara dan 500 organisasi koperasi memberikan dampak positif dengan terus meminta dukungan masyarakat internasional untuk mendesak pengesahan berdasarkan Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW).” katanya
Menurutnya diperkirakan banyak perempuan di seluruh dunia akan bekerja sama untuk mewujudkan perdamaian berkelanjutan melalui sharing pencapaian dan studi kasus proyek perdamaian yang dilakukan pada tahun 2022.
“Menjadi tuan rumah dan berpartisipasi dalam UN CSW ke-66 merupakan pencapaian pertama. IWPG menyelenggarakan acara paralel pada bulan Maret dan menyelenggarakan acara sampingan bersama Kementerian Perempuan, Keluarga, dan Anak-anak Pantai Gading, menarik partisipasi lebih dari 200 tokoh perempuan asing dari seluruh dunia, termasuk duta besar PBB dan Menteri Perempuan. Selain itu, stan virtual tersebut membuka kesempatan untuk berinteraksi dengan 1.200 perempuan dari 93 negara. International Loving Peace Art Competition ke-4 juga diperkenalkan. Kompetisi yang diadakan di seluruh dunia pada bulan Mei dan Juni ini merupakan praktik “penyebarluasan budaya damai” dalam 10 pasal dan 38 klausul DPCW.” ungkapnya
Selain itu, lanjut Hyun Sook Yoon, pengumuman pernyataan yang mendesak masyarakat internasional untuk melegalkan DPCW dalam menanggapi perang antara Rusia dan Ukraina disajikan sebagai pencapaian besar. Setelah pengumuman pernyataan tersebut, IWPG mengadakan rapat umum menentang perang pada bulan Maret dan mengirimkan surat kepada para pemimpin perempuan di PBB, Rusia dan negara-negara lain, menyerukan diakhirinya perang. IWPG juga menjalankan kampanye penggalangan dana untuk membantu pengungsi Ukraina.
“Baru-baru ini, IWPG mengirim surat kepada perwakilan perempuan dari masing-masing negara untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dan meminta mereka untuk berpartisipasi dalam mendesak Penghentian Perang Rusia. Sangat berarti bahwa pernyataan-pernyataan perempuan yang mengutuk perang telah disampaikan kepada orang-orang dari seluruh dunia,” katanya seraya menekankan “kita adalah satu” untuk 3,9 miliar perempuan di seluruh dunia.
Pada acara tersebut juga diadakan upacara Sumpah Perdamaian secara online, upacara penunjukan anggota penasihat IWPG dan duta publisitas. Perwakilan Khin Ni Ni Thein dari Akademi Air Myanmar di Myanmar ditunjuk sebagai anggota komite penasihat. Pendiri Nicoline Nwenushi Wazeh Tumasang dari Pathways for Women's Empowerment and Development di Kamerun, Kepala Sekolah Vinutthaput Phophet dari Sekolah Menengah Pakkred Thailand ditunjuk sebagai duta publisitas.
Selain itu kegiatan tersebut juga diwarnai dengan pemberian Penghargaan Perdamaian kepada Wakil Ketua Sholai Lim dari Federasi Dewan Perempuan Lokal Filipina (PFLCW) di Mindanao, Anggota Dewan Crystal Po Gyaw dari National Young Women's Christian Association di Myanmar, Komisaris Evelyn Letooane dari Polisi Lesotho di Lesotho, Perwakilan Kum Sun Kim dari AIFD KOREA di Republik Korea, Wakil Direktur Jeong Ja Lee dari Museum Sastra Haneol dan Manajer Cabang Incheon Yanghun Kim dari SkyeDaily.
IWPG berharap pengesahan DPCW akan dipercepat dan 3,9 miliar perempuan di seluruh dunia akan bersatu dan bekerja sama untuk perdamaian untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.***