FOKUS
Istimewa
Blora-Mediaindonesianews.com: Ditengah euforia pelantikan 1.048 pegawai PPPK oleh Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, terselip kisah mengharukan tentang sosok sederhana namun penuh semangat, Karni (57), seorang mantan atlet dayung yang kini resmi diangkat sebagai pegawai PPPK di lingkungan Pemkab Blora.
Perempuan asal Desa Tempuran yang kini bermukim di Desa Purwosari ini menjalani perjalanan panjang penuh liku untuk bisa meraih status sebagai abdi negara. Dengan latar belakang pendidikan hanya setingkat SD, Karni tak pernah menyangka langkah kecilnya di dunia olahraga dayung bisa mengantarkan pada pengabdian seumur hidup kepada tanah kelahirannya.
Terjun ke dunia dayung sejak 1988, Karni dengan gigih berlatih hingga mewakili Jawa Tengah di ajang PON 1989 dan 1990. Meskipun awalnya belum berbuah medali, ia pantang menyerah. Tahun-tahun berikutnya, ia berhasil meraih medali perunggu di PON, serta menjadi bagian dari tim Indonesia yang berjaya di SEA Games 1996/1997 dengan membawa pulang tiga medali emas dan satu perak. Tak hanya itu, ia juga mencatat sejarah di kejuaraan dunia di Hongkong dengan torehan tiga emas dan satu perak.
Namun, prestasi dunia itu tidak membuat hidup Karni bergelimang kemewahan. Pada tahun 1998, ia mulai mengabdi sebagai tenaga honorer di Pemkab Blora, awalnya bertugas di bidang kebersihan Sayuran, kemudian Taman Sarbini, hingga akhirnya menetap di lingkungan Tirtonadi sejak 2013.
Perjuangan untuk menjadi ASN penuh tak mudah. Tahun 2008, kesempatan pertamanya pupus karena belum memiliki ijazah. Tak menyerah, Karni berjuang mendapatkan ijazah SD, namun pada seleksi 2010, nasib masih belum berpihak. Meski begitu, ia tetap setia bekerja dan berdoa, percaya bahwa jodoh, rejeki, dan ajal sepenuhnya adalah rahasia Tuhan.
Dan benar, setelah 27 tahun mengabdi, saat usianya telah 57 tahun lebih empat bulan, Karni akhirnya diangkat menjadi pegawai PPPK. Dengan penuh rasa syukur, ia menerima SK dari Bupati Arief Rohman, orang yang pernah mengunjunginya bahkan saat masih menjabat sebagai Wakil Bupati pada 2016.
"Bagi saya ini adalah anugerah besar dari Tuhan. Meski tinggal satu tahun lagi sebelum pensiun, saya sangat bersyukur. Terima kasih Pak Bupati Arief atas kepercayaannya," tutur Karni dengan mata berkaca-kaca, Selasa (29/4)
Soal suka duka menjadi tenaga kebersihan? Karni memilih mengingat kebahagiaan saja. "Bisa bekerja, bergaul, dan belajar banyak hal dari lingkungan sekitar sudah menjadi kebahagiaan tersendiri," katanya, penuh keikhlasan.
Karni adalah potret nyata bahwa ketekunan, kesetiaan, dan rasa syukur akan selalu menemukan jalannya. Perjalanan hidupnya adalah inspirasi bagi kita semua: bahwa perjuangan tak pernah sia-sia, selama dijalani dengan hati yang tulus. (Agn)