MEDIA INDONESIA NEWS
Opini
Olah Raga
Hiburan
Media Indonesia News Pilar Negara Dalam Mencegah dan Memberantas Korupsi, Sinergis Bersama Penegak Hukum

FOKUS

11 April 2023,    15:16 WIB

Dr. Wilson Rajagukguk: VIE 2045, Membangun SDM Menjadi Tenaga Kerja Produktif


tim red

Dr. Wilson Rajagukguk: VIE 2045, Membangun SDM Menjadi Tenaga Kerja Produktif

Dr. Wilson Rajagukguk, MSi., MA Ministry

Jakarta-Mediaindonesianews.com: Guna mempersiapkan dan menghadapi “Visi Indonesia Emas” (VIE Tahun 2045) yang maju, sejahtera, dan mandiri, di mana kunci keberhasilannya berada pada SDM generasi muda saat ini untuk dapat terus bertumbuh, salah satu potensi yang dapat dimaksimalkan yakni dengan memanfaatkan ekosistem ekonomi digital. Hal ini dijelaskan Dr. Wilson Rajagukguk, MSi., MA, ministry ada dua butir emas VIE 2045 antara lain, Ekonomi Indonesia menduduki ranking nomor 5 terbesar dunia dan Indonesia berada pada kelompok Negara Berpenghasilan Tinggi (High Income Country) dengan GNI per Kapita sebesar USD 15.287.

“Agregat dari pencapaian ini adalah, Jika angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6%/tahun sejak tahun 2022, VIE akan dicapai tahun 2041. dan jika angka pertumbuhan ekonomi ini sebesar 7% / tahun, VIE akan dicapai pada tahun 2038.” Katanya, Selasa (11/4)

Lebih lanjut Wilson mengungkapkan bahwa, bagaimana mendapat angka pertumbuhan ekonomi dengan scenario 6% atau 7%?, Pemerintah telah menetapkan 7 strategi.  Strategi pertama adalah, SDM Berdaya Saing dan Sejahtera, dan strategi ke 4 adalah Transformasi Digital.   Sumber Daya Utama (ultimate Resource) Indonesia adalah penduduk yang banyak itu (nomor 4 terbanyak di dunia). VIE dapat dicapai dengan membangun SDM menjadi tenaga kerja produktif dan memperlengkapi tenga kerja Indonesia dengan digitalisasi.  

"Kita sudah mempunyai endowment yang luar biasa (manusia), selanjutnya adalah memberdayakan ultimate resource itu dengan kemampuan dan kehalian digital. Petani kita harus mampu melihat dan mempelajari environment pertanian melalui teknologi digital. Pemerintah harus membangun infrastruktur digital menjangkau seluruh wilayan dan seluruh penduduk Indonesia. Pemerintah harus memampukan semua orang, khususnya angkata kerja dengan memanfaatkan dan mengambil manfaat dari digitalisasi," papar Wilson yang juga sebagai Praktisi Dosen Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Menurut Wilson dirinya sangat setuju dengan berbagai program yang dikeluarkan Pemerintah untuk mempersiapkan para talenta digital Indonesia, di antaranya melalui program seperti Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Digital Leadership Academy, dan Sea Labs Academy.

“pembangunan infrastruktur digitalisasi dan jangkauan pendidikan digitalisasi harus mencakup seluruh penduduk dan wilayah Indonesia. Pemerintah juga diperlukan membangun infrastruktur digital dengan harga yang dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Harga internet Sekarang masih terlalu mahal, khususnya bagi para penduduk di pedesaan dan daerah TTT,” ujarnya kepada mediaindonesianews.com.

Wilson menjelaskan bahwa Infrastruktur digital adalah hardware dan software.  Angkatan kerja, khususnya mahasiswa harus memanfaatkan sebesar-besarnya teknologi ini. Keberhasilan membangun diri dan membangun Indonesia serta membangun peradaban terletak pada kreativitas mereka membaca, menciptakan peluang, serta mengambil benefit dari perkembangan jaman. Ekonomi paling bekembang dan paling menhasilkan saat ini adalah ekonomi kreatif

“Dunia ini pada ‘ujung jari’ mahasiswa” jelas Wilson yang juga menjabat Tenaga Ahli UNFPA Kajian dan Kebijakan Kependudukan.

Wilson berharap kedepan Mahasiswa harus bekerja keras, Belajar keras, mendapatkan IP tertinggi, bersosialisasi melalui kemampuan berorganisasi yang baik.   Lapangan kerja yang tidak mempunyai batas (borderless world) membuka peluang dan meminta keahlian spesialisasi. Mahasiswa harus membangun dirinya tidak hanya pada program studi utama di kelas tetapi juga harus membangun diri dengan kemampuan sosial serta sebanyak mungkin keahlian yang tidak termuat dalam kurikulum.

“Pemerintah membuka peluang pengembangan diri seluas-luasnya bagi mahasiswa dengan program Merdeka Belajar. Sumber daya pembelajaran bagi mahasiswa pada era ini melimpah ruah.  Untuk mengembangkan diri kearah masa depan yang maha luas dan tak terbatas itu tergantung pada kemauan dan ketangguhan mahasiswa untuk menggapainya” pungkasnya. (lian)